Memanfaatkan Sampah Anorganik

Memanfaatkan Sampah Anorganik

“Sejak program Saya Dari Ibu (SADARI) berjalan, terlihat peningkatan gizi pada balita. Ada 3 balita yang sudah lulus dari stunting.

Sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia maupun alam, yang tidak lagi digunakan dan harus dibuang. Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif, karena kedua jenis sampah ini memiliki karakteristik dan cara penanganan yang berbeda.

Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati atau alami, seperti sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, dan hewan. Sampah ini bersifat biodegradable, yang berarti dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dalam jangka panjang. Contoh umum dari sampah organik termasuk sisa makanan, daun-daun kering, dan sisa sayuran.

Kebanyakan sampah organik berasal dari rumah tangga dan sektor pertanian, dan sampah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi produk yang berguna seperti kompos atau pakan ternak. Meskipun sampah organik mudah terurai, jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menimbulkan bau tak sedap dan menarik hama.

Sampah anorganik, sebaliknya, adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan nonhayati, baik itu produk sintetis atau hasil dari proses teknologi. Sampah ini biasanya lebih sulit terurai oleh mikroorganisme, dan bahkan jika bisa, memerlukan waktu yang sangat lama, hingga ratusan atau bahkan ribuan tahun. Contoh dari sampah anorganik meliputi plastik, logam, kaca, dan produk elektronik yang tidak lagi digunakan.

Sampah anorganik merupakan masalah lingkungan yang besar, karena banyak dari bahan ini tidak dapat terurai dengan cepat, dan bisa menyebabkan pencemaran tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sangat penting dalam pengelolaan sampah anorganik.

Mendaur ulang sampah pakaian

Sampah pakaian adalah salah satu sampah yang banyak menumpuk. Hal ini dikarena banyak orang bersikap konsumtif dalam membeli pakaian, sehingga banyak pakaian yang terbuang.

Berikut adalah contoh kegiatan mendaur ulang baju:

Jenis dan Contoh Sampah Organik dan Anorganik

Sampah organik dan anorganik dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan karakteristik fisiknya. Setiap jenis memiliki karakteristik yang berbeda yang menentukan cara penanganan dan pemanfaatannya.

Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi ECO ENZYME

Cara yang pertama ini pasti sangat bermanfaat buat Kamu. Kenapa? proses pembuatannya sangat mudah! namun kamu bisa menggunakannya menjadi larutan serba guna yang bisa digunakan untuk cairan pembersih rumah tangga kamu, lho. Jadi, kalau Kamu bisa membuat eco-enzyme ini Kamu tak perlu beli sabun pel, sabun cuci piring, dan lain-lain. Sebab, Kamu bisa melakukan semua aktivitas bersih-bersih rumah menggunakan cairan eco-enzyme dari limbah organik-mu!

FYI, eco-enzyme ini adalah cairan fermentasi dari limbah organik sisa bahan makanan di dapur. Bentuknya cairan, warnanya coklat pekat, dan baunya sangat asam. Supaya baunya lebih segar, lebih baik perbanyak komposisi sisa buah-buahan dibanding sayur. Oya, selain untuk cairan pembersih, juga Kamu bisa gunakan sebagai pupuk atau pestisida lho!

Pelajari lebih lengkap manfaat dan tutorial pembuatannya disini ya

Kedua, Kamu juga bisa mengolah lagi sisa bahan makanan jadi bumbu dapur atau kaldu. Hanya saja, untuk opsi ini, tidak semua sisa bahan makanan bisa digunakan kembali untuk kaldu. Hanya sisa bahan tertentu. Contoh seperti kulit dan kepala udang yang biasanya dibuang karena keras.

Nah, daripada terbuang sia-sia dan hanya menjadi tumpukan sampah di TPA, lebih baik sisa-sisa itu diolah. Lagipula sebenarnya kulit dan kepala udang mengandung nutrisi yang baik. Kaldu hasil olahannya juga bisa menambah kelezatan masakan Kamu.

Caranya gampang banget!

Mendaur ulang sampah kertas

Selain plastik dan pakaian, kertas juga merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dijumpai. Kamu dapat mendaur ulang sampah kertas dengan cara membuat kertas daur ulang dan membuat kerajinan dari sampah kertas juga karton.

Satu lagi contoh pemanfaatan sampah adalah pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk bagi tumbuhan yang berasal dari sampah organik.

Sampah organik biasanya berasal dari sisa pengolahan makanan, sisa makanan dan bahan makanan, juga makanan yang basi.

Mengutip dari UN Environment Programme, sekitar 1,3 miliar ton makanan yang diproduksi di dunia terbuang setiap tahunnya. Sampah yang sangat banyak tersebut dapat dibuat menjadi kompos untuk pertanian dan perkebunan.

Baca juga: Menjaga Lingkungan dari Sampah Plastik

Pemanfaatan gas landfill

Tempat pembuangan sampah melepaskan gas metana dalam jumlah besar akibat penguraian oleh bakteri aerobik. Gas metana adalah salah satu gas berbahaya pembentuk gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Ditempat pembuangan sampah, metana bercampur dengan gas karbon dioksida membentuk gas landfill (LFG). Menyadur dari United States Environmental Protection Agency, alih-alih dibiarkan begitu saja di udaran, LFG ditangkap, diubah, dan digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Gas landfill yang ditangkap bisa mengurangi gas rumah kaca dan menjadi sumber energi bagi pembangkit listrik penggunaan langsung untuk rumah tangga, industri, dan manufaktur.

Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ternak

Dwi Rahayu Ambarwati,[email protected], Dinkes_klaten

Sampah organik merupakan bahan sisa atau limbah yang berasal dari bahan alami yang dapat terurai seperti daun kering, sayur-sayuran atau buah-buahan yang sudah layu, tanaman, hewan dan sebagainya. Tanpa adanya penangulangan yang baik, sampah semakin lama akan semakin menumpuk dan akan berakibat serius untuk lingkungan serta kesehatan keluarga dan masyarakat. Salah satu cara mengatasi penumpukan sampah organik yang terus bertambah yaitu dengan memanfaatkan media budidaya ulat/maggot lalatBSF (Black Soldier Fly) sebagai alternatif pembuatan pakan ternak.(Alizahatie, 2019)

Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur lalat BSF (Black Soldier Fly) yang menjadi salah satu agen biokonversi atau pengurai untuk menciptakan tepung BSF. Kandungan nutrisi pada maggot sangat menjanjikan dan terbukti memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan pakan ikan. Maggot menjadi salah satu alternative pakan yang mengandung protein hewani tinggi kisaran 30-45%.(Azir et al., 2017)

Tujuan pembuatan pakan ternak dari maggot lalat BSF dengan menggunakan sampah organik rumah tangga yaitu dapat meringankan para peternak untuk meningkatkan kualitas hewan ternak dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu budidaya maggot ini memiliki tujuan lain yaitu memberikan tambahan penghasilan dari sampah organik yang dimiliki serta dapat mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan.(Kementrian Pertanian, 2016)

Langkah-langkah budidaya maggot dari sampah organik:

Proses budidaya maggot:

Pengolahan maggot dari sampah organik memberikan dampak positif dalam mengurangi tumpukan sampah rumah tangga, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dari segi pemanfaatan sampah tersebut. Dan juga dapat meningkatkan penghasilan karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran, serta dihasilkan pupuk organik sisa media tumbuh maggot lalat BSF.

Alizahatie, H. (2019). Budidaya Black Soldier Fly Dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Sebagai Alternatif Pakan Ikan Air Tawar Dan Unggas. Litbang Pertanian Kota Blitar, 1(1), 1–30.

Azir, A., Harris, H., & Haris, R. B. K. (2017). Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot (Chrysomya Megacephala) Menggunakan Komposisi Media Kultur Berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 12(1), 34–40.

Budiyanto, A., Purnomo, C. W., Sarastuti, D., Alchusnah, R. H., Yusmiyati, & Noviyani, P. (2019). Pengolahan Sampah Organik Dengan Black Soldier Fly (BSF). In Buku Saku Pengabdian Masyarakat RSA UGM dan PIAT UGM (Vol. 1).

Kementrian Pertanian. (2016). Lalat Tentara Hitam Agen Biokonversi Sampah Organik Berprotein Tinggi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/2557

%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 905 0 R/ViewerPreferences 906 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 960 540] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœµ–KoÚ@Çï–üöhGeÙ™}Ø–¢H&PJ›¨rˆz P$-�ïßYÁ[‚ˆƒWëeþ¿™�O5^¬ÆÃþëŠÕîoÙ?×Lp! Š€EF0­[\çéŠÍ\§Úìj6Zº°Ñûaa@H}pzxå:?]‡5È*«vØõuõþ¶Ugâæ†Õêe”ìŽýÙ݃£¯SÂhMû£�aõ9Û«tÿögïBP½ëÏFÌÌ*ÍšŸRM€AI¡Éì±l­GÖ¿ír�šõ†ÖUK ¢€‡š©Pðˆõ¦Ö–!0¤—‹Qš( Í~û±é:Ï^§Ñn6îî|åÅq›ùíuãûŽ^ü�ù¿Yï»ë4z逸‚ŸàŠAÚc éUx—¬�͸Ýú‘°×­š|iowOz°¿rYúʉŽZî’�‡…Ù¥Ž¤P)P…RaqEëé&íŒ"÷'»¤ÅŸ|I½—¬¤y­ÜÖœ]NL2ÿȼ;ź³À²N-t@‹wã¸[~ k¶°‚kíodU ‰y# 2( »FZ›»ˆŸÊÍàÌÜTâ(7Q„œ¸€´!Hr3é5À6Å´ðµ7r*¦¥^O‚´\9xõ…/F‹>-xæ¡uç_zËñ¤ÿ6.Æqy>­%W˜Ç×X®Êp�ÛØOp)9ær=�ßæoó‚&¸%APÔ7 5 �ÅåòLo¤8¬jèJ³ÐpèãÚé´üŠ,S7 .ÌE™Iš®_“õ¤“¾,“¤LÀ\¦xòÒ)e.¥ ¤áâ$³_`½×gïK™+<·5gÉdÄe^´ºý—ÕºÓ¹ý8äÑð Ê~Ø0‰È2á:·gÑ…+7^ñh½ô+è­èQ<ÿ�ÛŠ3h&Ô\ç4‰}ÔP 4=„,Kj’É�¼$³‘$«Pb’õ&5؃8œìS’˜•Ñ0ùñ\IÃ#n$¡d–ThÕSš˜Öüz­m endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> stream ÿØÿà JFIF ÿÛ C $.' ",#(7),01444'9=82<.342ÿÛ C 2!!22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ 8€" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ÷ú(¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€–Š( ¢“šZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š )3KE QE ”Ph”´QLAE´J1EJ\QE £´”(¥¢�XJ( S ¢Š(QE-BRÑE!…%-&( (¢˜‚–�QŠC 8¢Š` ( ¢’–�Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠNih ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(9¥¢Š (¢Š (¢Š (¢’€hâ–Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ))h ¥¢Š J)h V (¢�…Q@Q@ E-JZ( aE% ´QE ˜¥¤ L(¢Šb (¢€ (¢€ (¢€ ZJ)Z))hQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QIK@Q@Q@Q@Rs@IKE %-%- (¢�…Q@Q@Q@Q@ KE QE% -Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%- QE RRÒP&QE QE1bŠ (¢–�‰KIE ZJ(-Q@Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Í-'z)ŠáÅ-%Rh¤Í- (¢€ (¢€f–“Ä-'4RÒ ¢Š(QE QE QE QE QIÅ- QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE %QLAKIš) ´RRÐ0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢“š(h¢“š )i)hŠ(Å0 (¢�Q@Q@Q@QHbÑE(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š AGQLAŠ(¢�¢Š 8¢Š9¤0£RÐbŠ(—´Q@ÄïKE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RsKE R Z (¢Š )9¥¢€ (¢€ŠZLP £´P0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢ŠNhh¤¥ ’–�ÐES$(¢Š JZJZ (¢’€Š( ¤¢–�Š( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPE'JZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š JJ)i’RQ@E” ´QšJ \Ñš( aEP ¢Š)ZNh¥ aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPE†€ŠJZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ))i1@h¢Šd…Q@Q@RPKIK@Q@ŠZC (¢�…Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%¢�\)i( RÒRÐ0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(´QE2—šJZ%/”P ¥qI@Å¢Š;ÐEPF(¢�‹ERQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´Q@Q@Q@Q@%- QE QE QE QE QE QE QE œÑÍ-% QK@‚Š)3@Å¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¤Í-%aESQE ”QKš J(¥ Š( –Š)QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” …v¢˜‚Š( aERh¤¥ aEPE%- QE QE QE 6Š1E2Š)y bQE(¢Œ ZJZJ-¤¢€QEŠ)9¤1h¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š JZN(ÅŠ( aEPIÍ´ QIE -Q@ A¢Šb Z)) ´QI@Å¢Š( ¢’–�™¥ aEPEPEPEPQE(¢Šb )( Š( AE´(RÐ4QE!…Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%b )( BÑIK@h¢Š (¢Š (ÍR´RRÐ0¢Š( ¢’ŒÐ+†hÍPÍ(4Qšd…Q@Q@Q@Q@-P0¢Š(h¤´Š (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ )9¥ Š( ’–�Ð&-'4Q@\Z))hQIK@Q@Q@Q@Q@Q@Q@RPE- QIE -%-'ã@˜QE QÍPÑIEp¢Š)ˆ Q@Qš´”R…RÐQE€ (â–€°”´”´JZJZ%w¥¦QKI@%-J(¥ ¥¢Š JZ( –Š)QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” �¤¥¤¦&QE Z( aEPEPEPEPEPš;RQ@\)i( Š( AEPEPEPEPKŠJZP)hQE†QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RQ@EPE™ ¢’Šqh¤¥ aIKE %¥¤ AESbŠ( Š(¤0¥¤¢€¸´QE (¢€ )9¥ Š( æ–“š1@‚Š(Í1j -%!‡qEÃQF)ˆ(âŠ( ¢Š( QE QšJ Z(£4)i( Š( RÒRÒ%´P4fŠ1@-P0¤¥¢€–’ŒÐ ¥¤¥ ”QÅÀ(£PF(£ŠAah¢ŠQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” ‰ES$(¢Š (¢Š )i( bÑE Qš( Š)(i(¢€ (¢�h¢Š (¢Š (¥£ÂQKŠ1@XJ)qE %RÐEPKEŠ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¤4 ´™¢ŽÔ)i)h%´” )i)€RÒ ZC (¤Í -%P ¢Š)ˆ(¢ŠC’Š3@E%Ť¢Š`QE (´‡a)i( ¢’–€ J3Epæ–’Šáš(¥ ¢ŒQLŠ( AEPEPš:ÑE 3IK@‚Š( Š( ¥¢Š (¤¥ Š( ¤¢ŠQF(RÒbŠCŠLÒÐ19¥¢�ÐÑH)h ¢Š( ¢Š(("–Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ) -%aESRQE ´”PEP ¢Š( ¥¤¢�‹E% ¤ÒQE (£µ QE -’—µ (¥¤1(â–ŠÁIŠZ(”´Q@‚Š( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPE% áESQKE"„¢ŒÑLAE–€ŠZJ@´”q@ ¥¤¢€ 1EÀ(¢ŠQE QE QE QE QE fŠ( ÅQ@Š;Q@ƒ4RRÐÅP(´”´”�…QLAEPEPEPQEQIE^h¤¢€ŠJZ 1EPEq@Š( AKIKHhCKE(¢Š (¢Š Nih¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¤ ’–Šd‰E-% RÒPEP ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š((¢ŠbFh¢‘BÑEŠ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ŠZC@‚–“4S ¢Š(QKIHbÑIšZ%RÐ!( Ñ@IE (¢˜‚Š( Š( ŠJZ (¢’€Š(  QE-B8 ÑH4QE1bŠ (¥¤¤0¥¤¢€AESQE QE RRÑŠ J)h Š( ’–Š (¢Š (£4f�ŠZNi€´QE!…Q@'4´PsKE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QÞŠ( QLAE%- (¢€Š( AEPEPEPE™ ¢“4PEœÓfŠ ¢€E´‹–’–�Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ’–Š%QLA@¢Š )i(¤;…QLC$•bMîp¹ó8§Õ{Ȍ֒"}üe~£‘ú⤉ı$‹Ñ”0Ͻ IEPE% QE(¢–�…%- QIE -¤¥ï@-%ZJ( Š(¤š)i( ¢Š)€´”´RQE Rf–’�1i(¥ ¢ŠZÂQE QE¦EP ¢–�R‚�KE`¢Š(QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”QG4ÉŠZJ (¢ŠQE QE R3@EP ¤ÅÐM (¢˜„ š>”” dýh¢—Š ~h£š3H QGJCŠ( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEfëºÝ�‡tyõMFB–Ð��«–$œ rIVW„¼keã¾û�Ü hÈ¬× £vìž0O§ê)Ù�ÓÑEé QE QHH'µ ‚2s@EPEPEPEPIÅ- QE'4 QEE<¢$•†B)$zÓ$t�™#lb8lgŸc};ÞMcuïáPÆTR©"Ÿº@?ˆ#œm÷5¥áš9Ä_gšõ¨Í�=Ãwyö#ŒÊ»žÙâi-õ½”Ä‘k%Ä�F?…³Œ«r}¾SÚ��‡¢ø£K×fšÞÖ渇ãYU³êWy}ër€jÁEP ªÖGʇïFJÀÕš¯Éy2Ëù΀,QF( š¬­�¬JusšÖ�=•×öî�7‘ô«T^EÜcþzªßðÁàÑÑUlo­õ/-%[Ì�ãqÜšµ@‚Šó„Õ.âø‘ ­èòä¹–ÝážR7¦„«öãw5èôÁEP!(¥¢€ J)h ¥¤¥¤4”´P1(¥¢�XJ)i1@X(¥¤ ¢Š(”qKE°RRÒP(¥¤¦ (4QHµQLAEPFhÅ-ŠZ(¤0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(9¥¢Š (¤ëK@Q@Q@%-% QE2B’–Š J(¢�Q@Q@RP ¢�ÐM0EŒÐQKÖ’˜ƒŠZ:Z)SUÔbÒ´÷º”Œ*)lncÐf¼óWø—©è—ÀÜØXÉ'©+ Czïû¸ü?ê<{n—¾ÅöÊóÆÑû•`Oè yOˆü-> ë=­Â›� e•°ãíSsX£Ô¼1ãý#Ä14÷öîÛÎiÔ>îÛs�Àö W[_+_YÝÇ,Vš�“3ƒµdeÀeÿ {‘ýkÑü-ñ%tkì535Ì1.Ô‘œ<¼vÏñ{gÔÓÑìW-ö=ŽŠÈÑ|E¤ëöMw§^$¨Ÿë¾VŒú0<Š·©§ÜÎ ·¾¶–R»ÂG*³c×µ+©rŠ( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠÉÔlæÚóÅ!q÷ž7ÜØ  ÿ �sRx¿I±ž8îonmò¥¶ Ì£»ÒnÃJçwPAumr\[ÜE)�¶¿–ᶟCŽ•àÞ*ñ¤¾:k{(-ïl-`-#FógÏè¸^ÃÓžµ—§ß]èBâÊö[9yecq×ý¥ÆñÍO´�ìh¨É«ŸJQ^i |S…Ñ ×"1·í‘'îÏûËÕþÔZøÇC¾ò¤ƒW´he'Ê)&ã&:ñØž*ÈqiØèè®^ûÆúuªÍ夯åpÒ:ì@}2y'è bÛüO�\Ew¤]É!èlWÌzàí¤šVzÈ[üDÐç±¹½+vØóV[GVQë�OzÖ_écD׊²*,Ž„Q[î–ÇÝßî.WØÙ¢ªÚêw¹û-Ô3mûÂ9õô«T(¢Š (¢šî¨¹v =I QX³ø³ÃÖ·±ÙO­XÇs+mHŒË¸š’}vÚ)¶*™R?OZWC³5¨ªvÚ•¥×ÊŠÃiýjå1Q@SG,ÇÓŠ uQ@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@óEmÏ<‹H3±À¼ßÄßîb+‡`‚L’âäüuâqô¤Ú[�E½�M¢¼OIø³­ØË·W‚ B6l–‡¼cØrúàûנ蟼;®2Eᶸ~µò˜ý àŸ¡4ÆàÑÕÑEQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RÆ¢žâdß<‹yÎ JH' ¨§¸ŠÚÞIçuŽ(Ô»»œ©5–þ"ÓVI®á1ÆHù3duÈþ^µÅø¾ÃRñ~–°Á¨,‘\°U°I*€Yó–•�ÇËò¨äœàd‘ñ¿ñC_‹LÐœ}‚ó"ŠDeéÃ\KÙ@ÏʧýN«xcIÓ|#£G¦[;ybVi.&|É2Äôç·l :Ö&•¥éH’,77ó .§3¤bw< m߈ç©=M`kž)¹¹¿XïÃ[ÂÒ„6n<â~PÙt\n�# õÉÈÍ>–ò5uï^èþ/k­>î;í2Xd„ʾP‘ ªãî¾$õí�ÛOˆ¾–ݤ»º6.ƒ2$ë÷=·.Aü+Ë|Cw&±aj~Ë 6 ²Û@˜�£f8`:ƒœç<ôïRi©�Oa|‘(-D–û–6f©oÝ×'8jnŠI[SÝâ•f@èC# U�ÎAïR"¼Nûâ7™mnÐ&£ib¢HòÎÎürÐ1=&¶#ø‰,¶ÉqŸq"Êò«…IT•�Ž8zô¦Ú+75�¾“ªMŽ†¥¢ ó°9�é€rê ûÕ”ñ/Ì“iÛçA–ÑÇ̹?Âxÿ ¥p:¶¯k«Â±%ªÃ‚f[`Û�K‘œƒÔûöªÑ_œÄ!óIT7!ROÝ`W‚�K—b¹tÔöû[¸o-ã¸�÷G ÊŸZ±^/¤xºóKy^¯=§!Ý.Tº°Ü0wð:që]O‡¼u3N-uÙ,þt2Csm�Œ3ÐŽy¦¤˜¹ßÑQE<3IJÅ"º02œƒš–™EPEPEPEPVf§yWZ}›î-u6¨É!FïË8ÍjV Æ·^2šv ‹UE'³9$þ€P«â),ä¼UšçÊŠÚ–ñÑùXø îØÀúñYú¥µ…´öZ¦¥i�s*B²]Ä&Hƒgaf'†'ì7`tÉ©nÑÜA6¿)ÅŒ-6¢ê8û@PV=Çû£@èqŸJšò^-OŠöâ`ÙgŠ[ddرž0‡Ìw�Í4R¿B/XXY^Û^jjÁ†êÓÅ&¦ÖÚGQí‘“Wàñúuª_šÿ Feùäᦶ>�Ž\{�÷®;X‡VDmÚþÞúXT ¹ˆ‡�ȉúyl¸8é•ÅfÙj† @ÉdŸcy—ç¶%ó»ø† É‘Ç\tÍg9ØÚRG°'ˆt™,£½[è~Ç'七ýÒ„ûV !€ ä�Gzñ;—³½—Q·XÍÛNe6¢6u¹b1‡¹,^£�]ç„n ÅÝÅÄ×-,d¤v’%Éh ˜Õ¶*öažüþUQwW2”z­Vøý‡ýÇÏþ;S«+‚8â«Ý© �á¡;þ£¸üFJh̵EÌ©,hÙOºqÁ>ŸÎ�’QKE±Îiký�â½$Z]†½´•‰ýòøÿ >•ÑVN¹§ÍwmÅ™Qg žØ±À-‚ 1þëAúçµXÒõ(uK¹‰Y’²Dã Žv ñL6•„ßôµ@6Ç{q»=IÃW«×•ØÄfø£c ¸»o¯ß¯T§Ðr JZJD…Q@…¢Š(RÒQÅ!¡h¤â–�…Q@Q@Q@”Íêz~‚€E52 ŒúŽiÔ RR×!ã—ÔZ 6ÖÆY­¡’èKyyíû<üìÄúïšÇ_Ey’üBÖ,õU†þÒÎKI§"Ýí•™¤ˆOS† Ž1Ž¼×¡Y_Zê6‰ug:Môd?çšÕ·-QF(éA6ÑšZ(3E- ”´Q@Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠŽY¢·…¥šDŽ5gvÀëPiú�ž«h.¬.b¹€³(’6Ü ~`к(¢€ (¢€ (¢€ )®Á±4ך8ʬŽŠ[î‚Ýq@Q^©üL¶¶Ô'¶´·.-¤1ÈòŒ ì¤>§ò®ŸÃ~ ·ñ6�§k Ä0ÈÌ L›IÚp

Mungkin sering Kamu mendengar kampanye untuk mengurangi sampah plastik. Tapi tahukah bahwa sebenarnya tumpukan sampah di TPA justru didominasi oleh sampah organik? Iya, sampah organik yang seharusnya bisa terurai secara alami, namun justru menjadi ancaman dan sulit terurai karena menumpuk dan tercampur bersama sampah anorganik.

Sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia yang memproduksi hingga 175.000 ton sampah per hari. Ironisnya, sebagian besar adalah sampah sisa makanan, yang sebenarnya masih bagus dan segar serta bisa diolah kembali. Bahkan juga bisa dikonsumsi lagi!

Tak percaya? Simak deh 4 cara mengolah sampah organik di bawah ini!

Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik

Meskipun dianggap sebagai benda buangan, sampah organik dan anorganik sebenarnya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, maupun sebagai sumber energi terbarukan. Pemanfaatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.

TAPANACHE (SELAI DARI KULIT BUAH)

Cara keempat juga tak kalah bermanfaat nih! Kamu suka buah pisang? Jika ya, Kamu bisa membuat selai buah dari limbah kulitnya lho! Menarik bukan, bisa dapat selai gratis dan bergizi hanya dari kulit buah yang selama ini kita buang!

Menarik, bukan? Ternyata sisa-sisa makanan atau sampah organik yang selama ini langsung kita masukkan ke tempat sampah, bisa diolah jadi produk-produk bermanfaat! Selain kita dapat manfaat lebih banyak, kita juga membantu mengurangi tumpukan sampah organik di lingkungan. Selamat mencoba!

Jenis dan Contoh Sampah Organik

Pemanfaatan Sampah Anorganik

Pemanfaatan sampah, baik organik maupun anorganik, merupakan salah satu pilar utama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan keberlanjutan yang berkelanjutan. Di tengah pertumbuhan populasi dan perkembangan industri yang pesat, volume sampah yang dihasilkan terus meningkat, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi pengelolaan sampah di banyak daerah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sampah tidak lagi harus dipandang sebagai masalah yang membebani, melainkan sebagai sumber daya yang berharga dan bisa dimanfaatkan kembali.

Sampah organik yang berasal dari bahan-bahan hayati memiliki potensi besar untuk dikonversi menjadi berbagai produk yang bermanfaat. Misalnya, melalui proses dekomposisi alami, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk kompos yang meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertanian berkelanjutan, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis. Selain itu, dengan teknologi seperti digester biogas, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan, seperti biogas dan listrik, yang tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.

Sampah anorganik, meskipun lebih sulit terurai secara alami, juga memiliki potensi yang besar untuk didaur ulang dan digunakan kembali. Konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) menjadi kunci dalam pengelolaan sampah anorganik. Dengan menerapkan reuse, banyak barang yang masih memiliki nilai guna dapat digunakan kembali, mengurangi kebutuhan akan produksi barang baru. Pengurangan (reduce) dapat dimulai dengan kesadaran konsumen untuk memilih produk yang lebih ramah lingkungan dan memiliki masa pakai yang lebih lama. Sedangkan daur ulang (recycle) memungkinkan sampah anorganik diolah menjadi produk baru, menghemat sumber daya alam, dan menciptakan peluang ekonomi yang baru.

Pemanfaatan sampah tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. Industri daur ulang, misalnya, telah menjadi sektor ekonomi yang berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dari material yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Di sisi lain, penggunaan teknologi hijau dalam pengelolaan sampah, seperti pengolahan biogas atau daur ulang plastik menjadi bahan bangunan, menunjukkan bagaimana inovasi dapat memecahkan masalah lingkungan sekaligus menghasilkan nilai ekonomi.

Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, pemanfaatan sampah juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara berkelanjutan dan siklus hidup produk diperpanjang sebanyak mungkin. Ekonomi sirkular ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan emisi dengan menjaga produk, material, dan sumber daya tetap berada dalam ekonomi selama mungkin.

Namun, untuk mewujudkan pemanfaatan sampah yang optimal, dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, sementara sektor swasta diharapkan dapat mengembangkan inovasi teknologi dan bisnis yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku. Masyarakat, sebagai produsen utama sampah, juga harus berperan aktif dalam pengelolaan sampah melalui praktik 3R dan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, pemanfaatan sampah organik dan anorganik bukan hanya sebuah solusi praktis untuk mengatasi masalah limbah, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan menjadikan sampah sebagai sumber daya, kita tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, bersih, dan sejahtera untuk generasi mendatang.

Sumber:https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7029990/perbedaan-sampah-organik-dan-anorganik-jenis-contoh-dan-pemanfaatannya

KOMPAS.com – Memanfaatkan sampah adalah kegiatan mengubah sampah yang dianggap tidak berguna, menjadi barang baru yang lebih berguna.

Berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan sampah: